Sekolah Musik Terfavorit Di Dunia

Sekolah Musik Terfavorit Di Dunia – Pribahasa seniman terkenal Pablo Picasso, seni diciptakan untuk ‘membersihkan’ diri kita dari debu rutinitas sehari-hari. Nah, salah satu jenis kesenian yang menarik adalah seni pertunjukan. Para seniman pertunjukan adalah mereka yang kerap tampil di atas panggung untuk memainkan alat musik, bernyanyi, menari hingga bermain opera.

Sekolah Musik Terfavorit Di Dunia

Menjadi seniman pertunjukan gak gampang lho! Mereka juga perlu belajar soal teori dan praktik. Untuk kalian yang bercita-cita menjadi seniman pertunjukan, mari simak sekolah seni pertunjukan terbaik di dunia versi lembaga perankingan Quacquarelli Symonds (QS) World University. poker asia

1. Juilliard School, Amerika Serikat

Berlokas di Amerika Serikat, tepatnya Lincoln Center of Performing Arts, New York City, sekolah terbaik dalam bidang tari, drama, dan musik Juilliard berdiri. Sejak didirikan tahun 1905 hingga kini, Juilliard masih dianggap sebagai konservatorium seni pertunjukan paling bergengsi di dunia. sbobet

Kamu perlu mempersiapkan diri dengan baik agar bisa diterima di Juiliard. Pasalnya, sekolah ini memiliki tingkat keketatan yang cukup tinggi. Pada tahun 2011 saja, hanya sekitar 5,5 persen pendaftar yang berhasil diterima di sini. https://www.mrchensjackson.com/

Untuk mewadahi sekaligus mengasah kemampuan anak didiknya, Juilliard secara rutin menyelanggarakan pertunjukan seni yang menampilkan kehebatan para mahasiswanya.

2. Royal College Music, Inggris

Royal College Music (RCM) berusia sedikit lebih tua dari Juilliard. Didirikan tahun 1882, RCM juga menjadi salah satu konservatorium seni terbesar di dunia. Di RCM, mahasiswanya akan belajar semua aspek musik klasik Barat seperti sejarah, komposisi, hingga teori.

Sekolah Musik Terfavorit Di Dunia

Musisi sekaligus penyanyi Isyana Sarasvati pernah mendapat beasiswa di RCM lho. Hebat!

3. Royal Academy of Music, Inggris

Pernah dengar musisi Elton John? Elton merupakan salah satu alumnus bereputasi dari Royal Academy of Music (RAM). RAM merupakan konservatorium musik tertua di Inggris. Ia didirikan tahun 1822 atau sekitar 196 tahun yang lalu. Wow!

RAM sangat membuka diri nih buat kamu yang pengin belajar soal musik, di antaranya pertunjukan alat-alat musik, jazz, opera dan musik teater. Belajar di RAM juga pasti menyenangkan sebab kamu akan bertemu dengan teman-teman pelajar yang berasal lebih dari 50 negara.

4. Royal Conservatoire of Scotland, Inggris

Satu lagi nih sekolah seni pertunjukan terbaik di Inggris. Dulunya, Royal Conservatoire of Scotland (RCS) ini bernama Royal Scottish Academy of Music and Drama. Seperti nama lawasnya, sekolah yang terletak di Glasgow menawarkan studi di bidang tari, drama, musik, serta produksi film.

Saking prestisiusnya, RCS dikenal sebagai tempat seni pertunjukan paling sibuk di Inggris. Betapa tidak, sekolah almamater aktor Rim Makarem ini menggelar lebih dari 500 pertunjukan setiap tahunnya. Dan, ini terbuka untuk publik lho!

5. University of Music and Performing Arts Vienna, Austria

Austria memang tempatnya musik klasik. Berdiri tahun 1817, University of Music and Performing Arts Vienna (MDW) ini banyak menawarkan studi tentang musik. Kamu ingin menjadi seorang konduktor? Jelas bisa, sebab ada Department of Conducting di MDW. Atau, kamu ingin belajar soal terapi menggunakan musik? MDW adalah tempatnya.

Gak cuma itu, di MDW kamu juga bisa belajar soal musik pop, sosiologi musik, hingga musik instrumental. Yuk, belajar musik di negara tempat pianis klasik Wolgang Amadeus Mozart lahir.

6. Royal College of Music, Stockholm, Swedia

Royal College of Music, Stockholm (KMH) merupakan kampus tertua di Swedia yang mengajarkan soal musik. Didirikan tahun 1771, KMH telah meluluskan komposer sekaligus pemain violin Amanda Rontgen-Maier hingga konduktor terkenal Herbert Blomstedt.

7. Indiana University Bloomington, AS

Di Jacobs School of Music, Indiana University Bloomington, AS, kamu akan mempelajari banyak alat musik seperti flute, clarinet, hingga perkusi dan lainnya.

8. Curtis Institute of Music, AS

Curtis Institute of Music (Curtis) adalah spesialisna sekolah opera. Jurusannya tak jauh-jauh dari musik opera. Mahasiswanya belajar tentang gitar, harpa, piano, vokal, conducting, hingga strings.

Dilansir dari berbagai sumber, jumlah mahasiswa Curtis hanya 164 orang. Namun, kampus yang terletak di negara bagian Philadelphia ini sudah banyak meluluskan seniman pertunjukan ternama. Salah satunya adalah pianis muda Haochen Zhang.

9. Le Conservatoire de Paris

Nama yang sudah mendunia ini tak hanya menawarkan studi tentang musik, melainkan juga tari dan seni rekaman.

Jurusan-jurusan yang ada meliputi musik-musik awal, disiplin Vokal, jazz, intrument musik klasik, conducting dan musikologi.

Lulusannya memiliki peluang besar untuk masuk ke Conservatoire Graduates’ Orchestra. Bukan hal mudah jika ingin menjadi bagian dari sekolah ini. Pelamar mesti melewati serangkaian tes dan audisi.

10. Berklee College of Music

Lawrence Berk menjadi nama penting dibalik pendirian sekolah. Dia merupakan penyusun orkestra radio CBS dan NBC. Dia juga menjadi sosok yang ingin membuat sekolah praktik untuk mengajarkan musik kontemporer. Selain itu, ia memang ingin memberikan bekal dini bagi orang-orang yang hendak mengambil profesi sebagai musisi.

Selain di bidang musik kontemporer, kekuatan besar lain dari sekolah ini terletak di bidang seni dan bisnis musiknya.

Mata kuliah yang ditawarkan bisa berbentuk performance atau non-performance.

11. Manhattan School of Music

Mereka memiliki sekitar 275 fakultas yang bertugas mentransferkan ilmu pada 800 siswa per tahunnya.

Lokasinya cukup strategis, di New York, sehingga membuka kesempatan besar bagi para siswa untuk terus mengembangkan diri. Belum lagi sekolah memang mengadakan agenda yang semakin memperluas kesempatan bagi para siswanya untuk unjuk gigi.

12. Bucknell University

Siswa yang belajar di Bucknell ini menerima pendidikan musik yang menekankan tiga bidang utama yaitu: sejarah musik, teori musik dan kinerja.

Sekolah ini menawarkan musik state of the art, Sigfried Weis Music Building, yang menampung sebuah perpustakaan musik yang luas, ruang resital, studio fakultas dan ruang latihan yang baik.

Siswa yang bersekolah disini akan memperoleh gelar sarjana di bidang pendidikan musik, kinerja, komposisi dan sejarah musik. Namun sayangnya sekolah ini tidak menawarkan studi untuk pascasarjana.

13. Oberlin College

Siswa yang belajar di Oberlin College ini akan memperoleh gelar di bidang-bidang seperti Pertunjukan, mengajar musik dan sejarah musik. Di Oberlin college ini juga menawarkan kuliah baik pascasarjana dan studi sarjana, mahasiswa disini memiliki kesempatan untuk mengkhususkan pendidikan mereka di sejumlah jurusan seperti studi jazz, vokal, string, brass, woodwinds dan perkusi.

14. Harvard University

Harvard adalah universitas paling top di semua negara menurut US News & World Report, harvard disini menawarkan siswa yang komprehensif baik itu mahasiswa sarjana dan pascasarjana. Siswa yang mengejar gelar doktor pada bidang musik dapat mengkhususkan diri dalam empat bidang yang berbeda yaitu : musikologi historis, teori musik, komposisi, dan etnomusikologi, yang fokus pada isu-isu sosial dan budaya dalam musik.

UI Paling Terdepan Dalam Deretan Perguruan Tinggi Negeri Indonesia

Universitas Indonesia Paling Terdepan Dalam Deretan Perguruan Tinggi Negeri Indonesia – Universitas Indonesia (UI) menduduki peringkat ke-59 di Asia dalam survei pendidikan Quacquarelli Symonds (QS) 2020. Untuk wilayah Indonesia, Universitas yang akrab disebut dengan panggilan “UI” berada di peringkat pertama universitas terbaik Indonesia. Institut Teknologi Bandung (ITB) menduduki posisi ke-66 dan Universitas Gadjah Mada pada posisi ke-70.

Bukan tanpa sebab mengapa UI dijadikan sebagai tujuan belajar oleh para calon mahasiswa. Dari segi kualitas, siapa yang meragukan keunggulannya? Universitas Indonesia adalah salah satu universitas terbaik di tanah air, dan ini dibuktikan dengan bertenggernya Green Campus di peringkat 287 dalam 500 besar Universitas terbaik dunia (versi majalah Times Higher Education). idnpoker

UI Paling Terdepan Dalam Deretan Perguruan Tinggi Negeri Indonesia

Secara global, UI menduduki posisi ke 296 QS Global World Raking dengan nilai keseluruhan mencapai 34,7. Nilai tertinggi UI berada pada fakultas internasional mencapai 94,5. Namun, sitasi per fakultas hanya 1,9 dan mahasiswa internasional mendapatkan nilai 5. Menurut QS, UI mendapatkan reputasi terbaik di antara universitas lain di Indonesia. Dengan jumlah mahasiswa mencapai 41.808 orang, diungkapkan QS, UI berambisi untuk menjadi universitas riset berkelas dunia. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Untuk ITB, secara global menurut QS World University Ranking menduduki peringkat ke-331 dan kategori Gradute Employability Raking pada posisi 301-500. Hasil penelitian ITB dikategorikan sangat tinggi, dan penilaian terbaik pada mahasis fakultas dengan nilai 51,3 dan reputasi akademi dengan nilai 39,3. Untuk nilai terendah yakni mahasiswa internasional yakni 1,6 dan sitasi per fakultas hanya 3,7. premiumbola

UGM pada peringkat 320 untuk QS Global World Raking dengan hasil riset medium dan penilaian gradute emplyability raking pada posisi 301-500. www.benchwarmerscoffee.com

QS menyebut UGM merupakan kampus yang menciptakan lingkungan kondusif untuk proses pembelajaran. Kepedulian terhadap lingkungan juga ditunjukkan dengan mengurangi polusi dan membangun pedistrian serta membatasi kendaraan bermotor masuk ke kampus. “Membangun asrama baru mahasiswa di kampus dan menanam banyak pohon menjadi kelebihan UGM,”demikian keterangan QS.

Selanjutnya, Institut Pertanian Bogor (132), Universitas Airlangga (171), Institut Teknologi Sepuluh November (198), Universitas Bina Nusantara (234) dan Universitas Padjajaran (236). Selain itu, Universitas Diponegoro menduduki peringkat ke 281-290, Universitas Brawijaya (301-350), Universitas Hasanuddin (401-500).

Universitas Nasional Singapura (NUS) dan Universitas Teknologi Nanyang (NTU) mendapatkan peringkat pertama dan kedua kampus terbaik di Asia versi Quacquarelli Symonds (QS) 2020 di antara 550 kampus yang dinilai. NUS mendapatkan nilai sempurna dalam setiap indikator, hanya mengalami penurunan pada rasio dosen dan mahasiswa, rasio mahasiswa internasional, jumlah dosen bergelar doktor, dan jurnal ilmiah per fakultas. Penilaian jurnal memiliki nilai 71,3 hanya menjadi satu-satunya nilai dibawah 95.

“Berdasarkan nilai tersebut, NUS merepresentasikan bagaimana universitas terbaik sebenarnya,” demikian keterangan QS. Bulan lalu, NUS disebut sebagai kampus terbaik di Asia pada US News & World Best Global Universities Rankings.

Kalau NTU naik satu peringkat baik di level global dan regional dan mendapatkan Bintang 5 QS. NTU mendapatkan nilai tertinggi dalam bidang penelitian, pengajaran, dan internasionalisasi. Untuk penelitian, NTU mendapatkan nilai tinggi karena jurnalnya mendapatkan banyak sitasi dari kampus lain.

Masuk dalam jajaran lima besar di Asia adalah Universitas Hong Kong, Tsinghua di Beijing dan Universitas Peking. China dan Hong Kong juga mendominasi pada peringkat 10 sebesar. Hanya KAIST Korea Selatan (Korsel) menjadi kampus non China dan Singapura yang menduduki peringkat kesembilan.

Kenapa Singapura mendominasi mendominasi pada peringkat lima besar? “Singapura mendapatkan keuntungan dari investasi di bidang pendidikan dan internasionalisasi,” demikian keterangan QS. Kalau China mendominasi dengan jumlah 118 universita dan empat di antaranya masuk 10 besar menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. “Pada 2015, hanya satu universitas di China yang masuk 10 besar di Asia,” ungkap QS.

Perkembangan signifikan muncul dari Hong Kong dengan tiga universitas di jajaran 10 besar. Prestasi kampus di Hong Kong ternyata tidak terdampak kerusuhan akibat demonstrasi generasi muda Hong Kong menentang pemerintahan. Yang paling tragis adalah Jepang yang mengalami stagnasi. Meskipun memiliki delapan universita di 30 besar dengan total 87 kampus, mayoritas pengalami penurunan peringkat. “Universitas di Jepang mengalami kemunduran dalam hal indikator penelitian,” demikian kesimpulan QS.

Survei QS World University Ranking Asia 2020 melibatkan 90.000 akademsi dan pegawai kampus untuk menilai kualitas universitas. Selain itu, mereka juga mensurvei 44.000 manajer sumber daya manusia.

Di luar sana, lebih dari 400.000 alumni telah dihasilkan UI. Dengan tak sedikit diantaranya  menjadi tokoh atau orang besar di Indonesia. Kamu pasti kenal B.J Habibie dong? Atau Menteri Keuangan saat ini, Sri Mulyani? Atau, ekonom sekaligus pengajar Emil Salim? Mereka semua adalah orang-orang yang terlahir dari “rahim” UI, dan telah banyak berkontribusi dalam pembangunan negara. Kamu juga mau dong?

Cikal-bakal terbentuknya Universitas Indonesia bermula sejak ratusan tahun yang lalu, tepatnya ketika pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan asisten dokter tambahan yang memegang sertifikat untuk melakukan perawatan-perawatan tingkat dasar serta mendapatkan gelar Dokter Jawa (Javanese doctor).

UI Paling Terdepan Dalam Deretan Perguruan Tinggi Negeri Indonesia

Universitas Indonesia secara resmi memulai kegiatannya pada 2 Februari 1950 dengan rektor pertama adalah Ir. R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerio.

Saat ini ada 14 Fakultas di UI, dengan 291 program studi, dan mahasiswa sebanyak 47.475 – dimana 309 diantaranya mahasiswa asing.

UI Menduduki 3 Besar Kampus Terbaik di Indonesia, bersama Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung.

UI adalah salah satu kampus dengan  fasilitas yang paling komplit. Dari bis kuning atau biasa disebut bikun, sepeda kuning, wifi di seluruh wilayah kampus, hingga perpustakaan terbesar di Asia Tenggara. Universitas Indonesia menempati posisi 100 teratas (82) dalam daftar universitas paling berpengaruh di negara-negara ekonomi berkembang versi majalah Times Higher Education (THE).

Terinspirasi dari tokon mitologi Hindu (Kala dan Makara), lambang UI diciptakan pada tahun 1952 oleh Sumartono (menggunakan nama alias Sumaxtono), mahasiswa jurusan Seni Rupa di Fakulteit Teknik, Universitas Indonesia Bandung.

Jaket almamater UI dikenal sebagai Jakun, singkatan dari jaket kuning. Disebut Jakun karena jaket ini memiliki warna dasar kuning terang dengan gambar lambang Universitas Indonesia (Makara) yang terpasang di dada sebelah kiri yang warnanya disesuaikan dengan warna panji fakultas masing-masing.

Secara geografis, posisi kampus UI berada di dua area berjauhan, kampus Salemba dan kampus Depok. Mayoritas fakultas berada di Depok dengan luas lahan mencapai 320 hektar dengan atmosfer green campus karena hanya 25% lahan digunakan sebagai sarana akademik, riset dan kemahasiswaan.

Penerimaan mahasiswa baru UI dilakukan melalui mekanisme seleksi yang dilakukan secara nasional bersama perguruan tinggi negeri lain dan seleksi yang dilakukan secara mandiri. UI hanya menerima sekitar 5% mahasiswa baru dari 100.000 pendaftar setiap tahunnya.

Perencanaan Dihapusnya UN Dengan Sistem Pendidikan Yang Lebih Baik

Perencanaan Dihapusnya UN Dengan Sistem Pendidikan Yang Lebih Baik – Ujian nasional (UN) akan dihapus? Wacana inilah yang dilempar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Sejauh ini Kemendikbud masih melakukan kajian sebelum keputusan tersebut diambil. Rencana penghapusan UN sebenarnya sudah lama bergulir dan selalu memicu kontroversi, termasuk saat Sandiaga S Uno menyampaikan visi dan misinya pada debat calon presiden/wakil presiden beberapa waktu lalu.

Perencanaan Dihapusnya UN Dengan Sistem Pendidikan Yang Lebih Baik

Di antara pro-kontra yang mengemuka adalah bagaimana pemerintah bisa mengukur dan menjaga standar proses belajar-mengajar? Pro-kontra yang muncul tentu harus menjadi perhatian pemerintah karena jangan sampai kebijakan yang diambil tidak matang hingga harus dievaluasi lagi. idn poker

Kemendikbud mesti memperhitungkan betul efektivitas penghapusan UN bagi peningkatan kualitas pendidikan di Tanah Air. “Itu (penghapusan UN) yang sedang kami kaji. Ditunggu kabarnya,” ujar Nadiem kepada wartawan di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, akhir pekan lalu. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Nadiem mengaku pihaknya tengah fokus dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada sektor pendidikan. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo dalam lima tahun ke depan. Salah satu langkah peningkatan kualitas SDM adalah dengan deregulasi dan debirokratisasi. Dengan langkah tersebut dia berharap terwujud kemerdekaan dalam belajar hingga merdeka untuk lembaga, guru serta murid-muridnya. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Yang dimaksud dengan debirokratisasi dan deregulasi adalah dengan melakukan penyederhanaan dalam sisi kurikulum maupun assessment. Hal ini dilakukan agar kurikulum bisa beralih ke kompetensi dan bukan menghafal informasi. “Terpenting peningkatan kualitas SDM pendidik, baik vokasi maupun unit pendidik dalam SD-SMA karena itu kunci dari fokus aktivitas kita dan mengarah pada pelatihan, peningkatan, dan penyederhanaan hidup seorang pendidik. Benar-benar fokus di situ,” jelasnya. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim menegaskan, FSGI mendukung wacana evaluasi UN. Kendati demikian dia melihat penghapusan UN tidak bisa dilakukan langsung tahun depan, sebab sudah ada jadwal yang telah ditetapkan. “Sosialisasi dan Permendikbud tentang UN 2020 sudah keluar,” katanya kepada KORAN SINDO kemarin.

Satriwan menyebutkan ada tiga hal yang melatarbelakangi evaluasi. Pertama, pola UN yang diskriminatif di mana semua anak diuji dengan soal yang sama. Padahal belum semua kondisi pendidikan di sekolah sama dan sekolah memiliki sarana-prasarana dan mutu yang sama. Kedua, masalah kedudukannya. Menurutnya, dengan sudah ada sistem zonasi dalam pendaftaran siswa baru, UN sejatinya tidak diperlukan.

Perencanaan Dihapusnya UN Dengan Sistem Pendidikan Yang Lebih Baik

Adapun yang ketiga yang harus dievaluasi adalah tujuan dan fungsi UN. Menurut Satriwan, selama ini UN hadir untuk mengukur kualitas pendidikan, padahal pendidikan itu sangat luas. “Jika hanya melalui UN, itu sangat parsial mengukurnya. Terlebih pengujiannya hanya melalui empat mata pelajaran saja,’’ katanya. Satriwan menjelaskan, FSGI sudah lama menolak adanya UN.

Dia pun senang ketika Anies Baswedan menjadi Mendikbud UN diubah tidak lagi sebagai alat penentu kelulusan. Namun evaluasi ini masih menemui masalah di daerah, sebab sekolah, masyarakat hingga birokrat pendidikan masih menganggap UN sebagai suatu obsesi. “Karena hasil UN harus diakui menjadi prestise bagi sekolah. Apalagi bagi birokrat pendidikan,” ujar dia.

Dia lantas menuturkan, dengan adanya zonasi, nilai UN tidak lagi digunakan, melainkan ditentukan atas dasar jarak rumah ke sekolah. Lain lagi dengan penerimaan ke perguruan tinggi negeri (PTN) yang menurutnya hanya memakai nilai rapor di jalur Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN) dan tes berbasis komputer di Seleksi Bersama Masuk PTN.

Senada, pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina Totok Amin Soefijanto melihat UN dibutuhkan untuk mengukur pemerataan akses dan peningkatan mutu pembelajaran dan pendidikan. Problemnya, UN menjadi tidak riil karena ada ketidakjujuran dalam prosesnya. “Kalau nilai UN sesuai dengan keadaan sebenarnya, maka nilai siswa di berbagai provinsi akan berbeda jauh, terutama daerah barat dan timur Indonesia,” tandasnya.

Karena itu dia menyatakan, jika Kemendikbud ingin mengevaluasi UN, sebaiknya UN dijalankan secara regional atau daerah atau ada semacam indeks penyesuaian untuk setiap daerah. Menurutnya di dalam UN ini ada komponen uji kompetensi guru (UKG), UKKS (kepala sekolah), dan UKPS (pengawas sekolah). “Selain itu jangan dilupakan juga sudah ada ukuran indeks integritas dan assessment kompetensi siswa Indonesia (AKSI) yang sudah dilakukan Balitbang Kemdikbud,” sebut Amin.

Sebagai informasi, penghapusan UN pernah ditolak di era pemerintahan Joko Widodo sebelumnya. Saat itu Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai upaya penghapusan UN dalam sistem pendidikan Indonesia akan menjadi berbahaya karena tidak ada tolok ukur terhadap evaluasi belajar siswa.

Perlunya pemerintah mempertimbangkan secara masak rencana penghapusan UN disampaikan Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda dan Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian. Syaiful Huda, misalnya, tidak ingin kebijakan Nadiem didasari emosi yang dampaknya merugikan masyarakat. “Penghapusan ujian nasional harus didasari kajian yang matang, bukan atas dasar emosional,” kata Syaiful.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini tak mempersoalkan wacana ini selama pemerintah mendasarinya dengan kajian yang komprehensif. Terlebih kualitas pembelajaran di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing. “Metode pembelajaran dan kualitas sarana dan prasarana sekolah tidak sama antardaerah. Kompetensi guru juga tidak merata. Dalam konteks ini bisa dipahami muncul opsi untuk meniadakan ujian nasional,” ujarnya.

Hetifah Sjaifudian menegaskan, penghapusan UN sebagai suatu wacana sah-sah saja. Itu bagian dari upaya evaluasi. Namun, tidak bisa sebuah kebijakan dibuat tanpa kajian yang matang. Karena itu, menurut politikus Golkar ini, untuk 2020 UN masih perlu dilakukan sebelum ada penggantinya yang lebih baik.

Hetifah mengingatkan, sebagai amanat dari UU Sisdiknas, evaluasi harus selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya pengembangan mutu pendidikan. “Kami, Komisi X, mendorong inovasi dan perubahan kebijakan ke arah perbaikan. Tentu perlu disiapkan dengan cermat saat akan diimplementasikan. Selain perlu waktu melakukan kajian, hasilnya juga nanti perlu disosialisasikan dengan baik sehingga semua stakeholder, siswa, guru, maupun orang tua memahami sistem pengukuran kinerja hasil belajar penggantinya,” urainya.

Jikalau UN dihapus, proses evaluasi hasil pendidikan secara berkala tetap harus dilakukan, meski dengan menggunakan nama lain selain ujian sebagai upaya mendapatkan data indikator pendidikan. “Evaluasi pendidikan perlu untuk semacam data sebagai bahan penataan biar kita bisa membandingkan satu sekolah dan sekolah lain, satu kabupaten dengan lainnya. Paradigma ke depan harus diubah bahwa UN bukan alat kompetisi dan hasilnya bukan jadi satu media untuk memberikan insentif,” katanya.

Dengan cara itu, jika di suatu sekolah atau daerah ada hasil evaluasi yang kurang baik bisa dilakukan intervensi atau pemberian dukungan untuk mengejar ketertinggalan. “Saya merasa bahwa evaluasi untuk mendapatkan indikator hasil pendidikan itu perlu secara periodik. Nama UN itu bisa jadi tidak perlu, tapi assessment nasional itu perlu. Kedua, paradigma berubah. Ujian bukan sebagai kompetisi, tapi data tentang indikator pendidikan. Ketiga, harus dilakukan dengan efisien,” katanya.